Entah sampai kapan negeri ini bisa benar-benar bebas dari bentuk-bentuk anarkisme terhadap suatu agama. Pada Kamis, 17 Desember 2009, Gereja Santo Albertus diserbu ratusan massa yang menurut salah satu sumber merupakan warga yang tinggal tidak jauh dari lingkungan gereja. Sebagai informasi, Gereja Santo Albertus berada di perumahan Harapan Indah, Bekasi.
Massa yang sangat banyak ini tanpa dikomando langsung menghancurkan dan membakar bedeng tempat pekerja bangunan gereja beristirahat dan kantor konsultan pembangunan gereja. Akibat aksi tersebut, kini kondisi bagian bangunan-bangunan yang menjadi sasaran amuk massa, rusak parah.
Sementara itu, Ketua Umum Panitia Pembangunan Gereja St Albertus, Kristina Maria Rantetana dalam keterangannya kepada wartawan kompas.com, jumat (18/12) mengatakan bahwa sekitar pukul 22.30, massa yang terdiri dari ratusan orang terlebih dulu berkumpul di sekitar Patung Tiga Mojang yang letaknya sekitar 1,5 km dari Gereja dan baru mulai bergerak pukul 22.45. Secara bersama-sama, mereka naik ke kendaraan menuju lingkungan gereja. Tanpa merasa bersalah, para massa yang terdiri dari kaum pria dan wanita itu secara serempak melemparkan batu ke dalam gereja.
Aparat kepolisian dari Polsek setempat sebenarnya telah datang dan mencoba meredam massa, tetapi tidak sanggup. Baru, ketika ratusan anggota Polres Metro Bekasi tiba di lokasi, aksi massa terhenti dan mereka pun akhirnya membubarkan diri.
Sampai saat ini belum ada satu pun orang yang ditetapkan sebagai pelaku perusakan oleh pihak kepolisian. Beberapa orang yang menjadi bagian massa itu dan telah digelandang ke kantor kepolisian setempat, tidak ada satu pun yang ditahan.
Kepala Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi Kota Ajun Komisaris Imam Sugianto mengatakan bahwa aksi perusakan yang terjadi hampir satu minggu silam itu dipicu oleh karena adanya kesenjangan sosial. Namun, hal ini masih perlu diperdalam lagi karena masih belum dapat dipastikan kebenarannya.
Sumber : berbagai sumber/bm